Kamis, 31 Mei 2012

HEWAN UNGGAS YANG PERLU DIWASPADAI


HEWAN unggas peliharaan dirumah maupun di halaman rumah baik berupa ayam atau bebek dan itik waspadailah. Unggas-unggasan jinak termasuk hewan unggas peliharaan yang cukup dekat dengan manusia, apalagi unggas tersebut dapat berbicara seperti burung beo dan burung-burung yang bersuara merdu hampir setiap saat menjadi perhatian pemiliknya. Walaupun pemilik atau pemelihara burung dekat dengan burung peliharaanya, tetapi tidak tau bahwa unggas peliharaanya terserang penyakit. Apabila unggas pelihaaraan terserang penyakit yang perlu di waspadai adalah apabila unggas tersebut menunjukan gejala-gejala seprti :
1.    Mengeluarakan lendir pada hidung
2.    Pembengkakan kepala
3.    Jengger berwarna biru
4.    Kematian mendadak
5.    Diare/mencret
6.    Selera makan menurun
7.    Produksivitas menurun
8.    Kepala dan leher berputar- putar
9.    Luka/borok di kaki
1.  Bercak merah pada tulang sayap
1.  Tampak lemah
Apa yang harus dilakukan apabila menemukan hewan unggas yang mati atau menunjukan gejala –gejala infeksi?
  • Jangan pernah menyentuh hewan unggas yang mati  atau menujukan gejala-gejala infeksi
  •  Laporkan hal tersebut kepada petugas  kesehatan dan petugas dinas peternakan terdekat.
  • Bangkai unggas yang ditemukan harus dikumpulkan dan dibakar secara benar oleh petugas yang berwenang. Jangan mencoba untuk membakar sendiri.
  • Jika tanggapan dari petugas memakan waktu yang lama, jangan mencoba membakar sendiri dan mengubur unggas tanpa melakukan proteksi diri dan menyiapkan alat proteksi khusus.
Tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah penularan flu burung adalah sebagai berikut :
  • Mengutamakan menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainya kecuali sangat perlu. Cara ini merupakan yang terbaik untuk mencegah infeksi flu burung.
  • Menjauhkan anak-anak dari unggas karena memiliki resiko yang lebih tinggi yang mungkin mereka bermain di tempat dimana unggas berada. 
  • Anak-anak juga perlu di berikan petunjuk sebagai berikut :
  • 1.       Menghindari kontak dengan unggas jenis apapun
  • 2.       Tidak bersentuhan dengan bulu dan kotoran unggas
  • 3.       Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesangan
  • 4.       Cuci tangan dengan air dan sabun setelah bersentuhan dengan unggas
  • 5.       Jangan tidur di dekat sangakar atau kandang unggas
Kemudian jangan memindahkan unggas yang hidup atau yang mati dari satu tempat ketempat lain, bahkan sekalipun unggas tersebut di anggap sehat. Solusi penanggulangan unggas di daerah tertular harus dilakukan dengan cepat tepat dan di tempat tanpa memindahkannya keluar dari lokasi tertular tersebut. Dengan bumbu apapun tidak di benarkan untuk memasak unggas dari daerah tertular, seperti menyentuh badan unggas, fese, atau kotoran unggas yang lain, atau di atas kotoran unggas yang lain, atau berjalan diatas tanah yang ada kotoran unggas di anjurakan mencuci tangan sampai bersih memakai air dana sabun anti bakteri setiap kontak dengan hewan peliharaan yang mendatangkan wabah-wabah penyakit.
Setelah keluar dari kandang atau daerah tertular dianjurkan melepaskan sepatu di luar rumah  dan di bersihkan bila perlu dicuci dengan air panas agar kuman-kuman yang lengkep pada sepatu mati. Apabila terlibat dalam penanggulangan flu burung periksakan suhu tubuh anda setiap hari selama 7 hari. Apabila anda demam (diatas 37,5 0C). periksakan diri anda ke dokter atau kerumah sakit terdekat dengan segera. Penanganan yang benar terhadap unggas yang sakit di duga karena flu burung atau unggas yang mati merupakan control yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Dalam menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung seperti masker, sepatu boot, sarung tangan dan peralatan lainnya. Andainya peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas plastic sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa di cuci. Unggas yang mati dan fases /kotorannya harus di kubur di tempat yang di anggap aman. Pada waktu mengubur bangkai unggas, usahakan untuk tidak menimbulkan debu.
Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah bangkai unggas dan fasesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter. Yang perlu diingat virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan-bahan organik, jadi melalui pembersihan total dengan detergen merupakan langkah yang amat penting. Semua bahan organik harus disingkirkan dari kandang ayam sejauh mungkin. Bahan-bahan organik yang dianggap telah tersebar virus disingkirkan sejauh mungkin dari daerah pemukiman atau hewan peliharaan lainnya.
Karenanya area terbuka (pekarangan) yang di gunakan untuk , memelihara unggas sulit untuk dibersihkan aqtaupun di desinfeksi, sebaiknya area tersebut ditiadakan untuk jangka waktu yang lama. Selain itu penyemprotan pada tumbuh-tumbuhan di pekarangan atau kebun bahkan di tanah yang belum digunakan (tanah kosong) di anggap membahayakan karena bahan kimia yang di gunakan akan diinaktifkan oleh bahan organik. Unggas peliharaan yang di duga terkena flu, lebih jarang di konsumsi. Walaupun ada rasa saying untuk mengubur bangkai binatang . wlaupun sudah disembelih lebih baik di hindari. Sebab unggas yang tertular tersebut apabila dikonsumsi lebih tinggi resikonya bagi kesehatan manusia, dan juga di konsumsi oleh hewan peliharaan lainnya. Bahkan untuk makanan ikan lele, ikan mas atau ikan peliharaan lainnya yang di pelihara di dalam kolam, lebih baik dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar