HEWAN unggas peliharaan
dirumah maupun di halaman rumah baik berupa ayam atau bebek dan itik
waspadailah. Unggas-unggasan jinak termasuk hewan unggas peliharaan yang cukup
dekat dengan manusia, apalagi unggas tersebut dapat berbicara seperti burung
beo dan burung-burung yang bersuara merdu hampir setiap saat menjadi perhatian
pemiliknya. Walaupun pemilik atau pemelihara burung dekat dengan burung
peliharaanya, tetapi tidak tau bahwa unggas peliharaanya terserang penyakit.
Apabila unggas pelihaaraan terserang penyakit yang perlu di waspadai adalah
apabila unggas tersebut menunjukan gejala-gejala seprti :
1.
Mengeluarakan
lendir pada hidung
2.
Pembengkakan
kepala
3.
Jengger
berwarna biru
4.
Kematian
mendadak
5.
Diare/mencret
6.
Selera
makan menurun
7.
Produksivitas
menurun
8.
Kepala
dan leher berputar- putar
9.
Luka/borok
di kaki
1. Bercak merah pada tulang sayap
1. Tampak lemah
Apa yang harus dilakukan
apabila menemukan hewan unggas yang mati atau menunjukan gejala –gejala
infeksi?
- Jangan pernah menyentuh hewan unggas yang mati atau menujukan gejala-gejala infeksi
- Laporkan hal tersebut kepada petugas kesehatan dan petugas dinas peternakan terdekat.
- Bangkai unggas yang ditemukan harus dikumpulkan dan dibakar secara benar oleh petugas yang berwenang. Jangan mencoba untuk membakar sendiri.
- Jika tanggapan dari petugas memakan waktu yang lama, jangan mencoba membakar sendiri dan mengubur unggas tanpa melakukan proteksi diri dan menyiapkan alat proteksi khusus.
Tindakan apa saja yang
harus dilakukan untuk mencegah penularan flu burung adalah sebagai berikut :
- Mengutamakan menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainya kecuali sangat perlu. Cara ini merupakan yang terbaik untuk mencegah infeksi flu burung.
- Menjauhkan anak-anak dari unggas karena memiliki resiko yang lebih tinggi yang mungkin mereka bermain di tempat dimana unggas berada.
- Anak-anak juga perlu di berikan petunjuk sebagai berikut :
- 1. Menghindari kontak dengan unggas jenis apapun
- 2. Tidak bersentuhan dengan bulu dan kotoran unggas
- 3. Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesangan
- 4. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah bersentuhan dengan unggas
- 5. Jangan tidur di dekat sangakar atau kandang unggas
Kemudian jangan
memindahkan unggas yang hidup atau yang mati dari satu tempat ketempat lain,
bahkan sekalipun unggas tersebut di anggap sehat. Solusi penanggulangan unggas
di daerah tertular harus dilakukan dengan cepat tepat dan di tempat tanpa
memindahkannya keluar dari lokasi tertular tersebut. Dengan bumbu apapun tidak
di benarkan untuk memasak unggas dari daerah tertular, seperti menyentuh badan
unggas, fese, atau kotoran unggas yang lain, atau di atas kotoran unggas yang
lain, atau berjalan diatas tanah yang ada kotoran unggas di anjurakan mencuci
tangan sampai bersih memakai air dana sabun anti bakteri setiap kontak dengan
hewan peliharaan yang mendatangkan wabah-wabah penyakit.
Setelah keluar dari
kandang atau daerah tertular dianjurkan melepaskan sepatu di luar rumah dan di bersihkan bila perlu dicuci dengan air
panas agar kuman-kuman yang lengkep pada sepatu mati. Apabila terlibat dalam
penanggulangan flu burung periksakan suhu tubuh anda setiap hari selama 7 hari.
Apabila anda demam (diatas 37,5 0C). periksakan diri anda ke dokter atau
kerumah sakit terdekat dengan segera. Penanganan yang benar terhadap unggas
yang sakit di duga karena flu burung atau unggas yang mati merupakan control
yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Dalam menangani unggas
yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung seperti masker, sepatu boot,
sarung tangan dan peralatan lainnya. Andainya peralatan tersebut tidak
tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah
kaca mata, gunakan tas plastic sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan
mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju
overall yang bisa di cuci. Unggas yang mati dan fases /kotorannya harus di
kubur di tempat yang di anggap aman. Pada waktu mengubur bangkai unggas,
usahakan untuk tidak menimbulkan debu.
Semprotlah terlebih dahulu
area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah bangkai unggas dan
fasesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter. Yang perlu diingat virus flu
bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan-bahan organik, jadi melalui
pembersihan total dengan detergen merupakan langkah yang amat penting. Semua
bahan organik harus disingkirkan dari kandang ayam sejauh mungkin. Bahan-bahan
organik yang dianggap telah tersebar virus disingkirkan sejauh mungkin dari
daerah pemukiman atau hewan peliharaan lainnya.
Karenanya area terbuka
(pekarangan) yang di gunakan untuk , memelihara unggas sulit untuk dibersihkan
aqtaupun di desinfeksi, sebaiknya area tersebut ditiadakan untuk jangka waktu
yang lama. Selain itu penyemprotan pada tumbuh-tumbuhan di pekarangan atau
kebun bahkan di tanah yang belum digunakan (tanah kosong) di anggap
membahayakan karena bahan kimia yang di gunakan akan diinaktifkan oleh bahan
organik. Unggas peliharaan yang di duga terkena flu, lebih jarang di konsumsi.
Walaupun ada rasa saying untuk mengubur bangkai binatang . wlaupun sudah
disembelih lebih baik di hindari. Sebab unggas yang tertular tersebut apabila
dikonsumsi lebih tinggi resikonya bagi kesehatan manusia, dan juga di konsumsi
oleh hewan peliharaan lainnya. Bahkan untuk makanan ikan lele, ikan mas atau
ikan peliharaan lainnya yang di pelihara di dalam kolam, lebih baik dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar