Selasa, 29 Mei 2012

BERBOHONG MENGOYAK TUBUH


Menurut Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, memang ada konsekwensi dari prilaku berbohong. Spesialis penyakit dalam dari bagian Gastroenterologi  dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangun kusumo ini mengatakan, saat seseorang berbohong, tanpa sadar psikosomatias terpicu. Psikosomatis adalah gangguan psikis yang tampil dalam bentuk gejala-gejala fisik. Namun dengan adanya pikiran negatif atau masalah emosi, bisa menjalar kedalam fisik. Jika tidak bisa berbohong, perasaan bersalah atau perasaan berdosa yang muncul ketika kebohongan terlontar bisa mengakibatkan depresi. Orang yang tidaj biasa berbohong bisa jadi berfikir terus dengan kebohongannya dan membuat emosinya bermasalah, seperti stress, depresi, kecewa, cemas, serta merasa berdosa.
Ini yang membuat orang menjadi terserang psikosomatis, kata Ari. Bentuk gejala psikosomatis beragam. Misalnya, naiknya tekanan darah, naiknya kadar asam lambung, sesak napas, insomnia, alergi kulit, hingga nafsu makan yang hilang. Saat berbohong, tubuh seseorang mengeluarkan hormon yang sama dengan yang di picu oleh respon saat menghadapi kodisi dimana anda ada di bua pilihan: berkelahi atau kabur. Kata saudara Delton-Smith M.D, penulis buku Set Free to Live Free: Breaking Though the 7 lies Women Tell Themselves.
Peningkatan hormon ini menyebabkan detak jantung berpacu cepat dan nafas juga menjadi cepat, pencernaan melambat, dan otot serta syaraf menjadi hipersensitif. Efek ini mungkin kelihatannyatidak terlalu serius. Namun, seiring dengan waktu, kondisi efek ini bisa memicu timbulnya berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung koroner, stoke, hingga gagal jantung kongestif atau masalah jantung akibat adanya penimbunan di pembuluh darah.
Menurut hasil penelitian pada tahun 2010 dalam jurnal yang berjudul Consciousness and Cognition yang di publikasikan Ghent Univercity, Department of Psycologi di belgia, kejujuran yang terus menerus membuat kebohongan sulit untuk di lakukan. Namun terlalu sering berbohong akan membuat kebohongan menjadi mudah. Namun hakl ini sangat jarang terjadi pada mereka yang sering berbohong. Karena berbohong sudah menjadi keahliannya, mereka tidak terpengaruh oleh kondisi pisiknya. Akhirnya, fisik juga tidak terpengaruh.
Mereka yang biasa berbohong sehari-hari sebenarnya sedang membawa beban secara terus- menerus selama bertahun-tahun. Bersamaan dengan komplikasi, mulai tekanan darah tinggi, berbohong kronis alias terus m,enerus juga beresiko mengalami berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan stress kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
System saraf kita berhubungan dengan system kekebalan tubuh. Jadi masuk akal bahwa otak dan emosi kita memberikan pesan yang bisa mempengaruhi kesehatan kita. Sederhananya, tubuh akan merespon apa yang kit apikirkan. Ketika kita sedang bahagia, tubuh kita akan menghasilkan endorphin, hormone yang dapat membuat kita merasa bahagia.zat kimia ini juga membuat daya tahan tubuh menjadi  kuat.
Sementara itu, ketika kita mengalami ketakutan, kecemasan, dan berbagai stres lain pada umunya.pada saat demikan tubuh menghasilkan beberapa jenis hormon berbeda. Seperti kortisol, dan norepinefint. Kotisol meningkatkan kadar gula darah dan menekan system kekebalan tubuh. Sedangkan norepinefin memicu timbulnya respon untuk melawan atau kabur. Hal sama di sampaikan oleh Ari. Cara menghindari psikosomatis dari bersikap bohong adalah dengan berkata jujur.

 10 CARA MENDETEKSI KEBOHONGAN
Berbohong itu tidaklah mudah, cepat atau lambat kebohongan pasti terbongkar. Dibawah ini ada beberapa yteknik mendetek si kebohongan melalui faceial action coding system (FACS).dan ekspresi mikro. FACS dikembangkan oleh Paul Ekman, professor ilmu psikologi dari Amerika yang merintis riset emosi dan hubungannya dengan ekspresi wajah. FACS tidak hanya menterjemahkan kebohongan dari ekspresi wajah, tapi juga kemarahan, kesedihan, kegembiraan, keterkejutan, dan ketakutan.

Berikut ini merupakan 10 cara mendeteksi kebohongan dari wajah.
1.    Tangan menyentuh bibir dan mata
Tubuh seseorang memiliki keinginan menahan kalimat kebohongan dari bibir, menyentuh area mata berarti orang juga merasa tidak nyaman dengan apa yang ia lihat atau dengar.
2.    Kedipan mata
Kedipan mata normal hanya 10 kali semenit, lebih dari itu bisa jadi kamufalse untuk menghidari kontak mata.
3.    Wajah menoleh kekiri
Mata melirik ke kiri, dalam percakapan ini juga perlu di pertimbangkan sebagai upaya menciptakan sesuatu ketimbang mengungkapkan kebenaran
4.    Senyum palsu
Senyum tulus menggunakan seluruh otot wajah, termasuk dagu, pipi, dan mata.sedangkan senyum palsu hanya menggunakan mulut, dan jarang menunjukan gigi.
5.    Mengigit bibir
Bisa menjadi cara terbaik untuk menahan kebohongan keluar dari mulut.
6.    Memainkan rambut
Baju atau apapun yang membuat tangan sibuk adalah waktu yang efektif untuk menciptakan kebohongan yang baru. Cara ini juga merupakan cara menghindari kontak mata.
7.    Menggunakan bahasa tak langsung
Ketimbang mengatakan,”saya tidak melihat perempuan itu,” dia akan berkata saya tak benar-benar melihat wanita itu.
8.    Sering menelan ludah
Orang yang berbohong cenderung membasahi tenggorokannya ini cara alami untuk mencegah kebohongan keluar atau waktu untuk untuk memikirkan kebohongan selanjutnya.
9.    Postur melindungi diri
Misalnya, menyilangjkan tangan di dada saat berbicara bisa berarti dia sedang merasa tidak nyaman atau sedang berbohong.
1.  Memindahkan obyek dan menjaga jarak
Ketika berbohong, orang cenderung menciptakan jarak antara dia dan orang yang di bohonginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar