Buahnya berduri kecil
dagingnya putih, dan lembut. Rasanya asam-asam manis. Di butuhkan memakan buah
yang satu ini, daging serat kasar dan airnya cukup banyak sehingga masyarakat
kerap mengkonsmsinya dalam bentuk jus. Tanaman asli maerika Tengah dan Amerika
Selatan ini di bawa oleh pemerintah colonial Belanda ke Indonesia pada abad
ke-19. Karena itulah, nenek-nenek kita menyebutnya durian belanda. Nama latinya
Graviola, tapi lebih dikenal dengan
sirsak.
Buah sirsak
dimanfaatkan masyarakat desa sebagai pencuci mulut. Kandungan vitamin C,
vitamin B1, dan B2 pada buah sirsakbukan rahasia lagi, tapi belum banyajk
masyarakat yang tau daun dan batang sirsak adalah obat kanker yang mujarab.
Feby saraswati (36 tahun), warga kedaton, Bandar lampung, mulai mengkonsumsi
air rebusan daun sirsak ini sejak setahun yang lalu. Menurut febi, dia mendapat
informasi tentang khasiat daun sirsak melalui sms berantai yang dia terima dari
temannya. SMS itu berisi tentang hasil penelitian dari mancanegara tentang
senyawa antikanker yang terkandung dalam daun dan batang sirasak. Namun, Febi
yang menderita kista (tumor jinak di indung telur) sejak belasan tahun tidak
berani meminum obat-obatan herbal sembarangan.
Febi rajin bertanya
kepada teman-teman dan saudara-saudaranya, selain itu dia juga berburu
informasi di dunia maya. Sampai akhirnya, dia bertemu dengan saudaranya yang di
vonis oleh dokter mengidap kanker payudara stadium lanjut. ”Dokter menyarankan
saudara saya ini operasi, karena kanker payudaranya sudah stadium lanjut. Tetapi,
setelah beberapa bulan meminum rebusan daun sirsak, dia tidak jadi oprasi dan
kankernya benar-benar sembuh,”ujar Febi. Kenyataan ini menginspirasi febi
melakukan terapi rebusan daun sirsak untuk mencegah tumbuhnya kembali kista
yang sudah pernah diangkat pada tahun 2006. ”mungkin keturunan kali ya,
kakak-kakak saya juga mengidap kista dan sudah beberapa kali di oprasi, tapi
tumbuh lagi. Jadi saya mengonsumsi rebusan ini sebagai tindakan preventif,”kata
ibu tiga anak ini.
Menurut febi,
mendapatkan daun sirsak susah-susah gampang. Saat ini sudah jarang masyarakat
yang menanam pohon sirsak di halaman atau kebun belakang rumah. Febi tidak
sungkan-sungkan menitip daun sirsak kepada teman atau siapa pun yang dia kenal.
“pokoknya saya titip sama teman-teman, kalau ada yang punya pohon sirsak saya minta daunya,
kadang-kadang diberi sekantung plastic, saya simpan kulkas,”ujar Febi. Setiap
harinya febi merebus 10 daun sirasak di tambah tiga gelas air sampai menjadi
satu gelas. Dia meminum ramuan herbal ini dua kali sehari.
A. Daun
Mujarab
Khasiat daun sirsak
bukan isapan jempol. Beberapa dokter dan herbalismenyarankan terapi rebusan
daun sirasak ini kepada pasien-pasien kanker, dan beberapa pasien sembuh total,
tidak di temukan sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. Salah satu dokter yang
meresepkan rebusan daun sirsak untuk pasiennya adalah Zainal Gani, alumnus
Universitas Brawijaya malang, jawa timur. Dia melakukan itu sejak tahun 2010
setelah memperoleh informasi hasil riset di mancanegara. Informasi ini berupa
senyawa aktif acetogenins dalam daun
sirsak yang sangat manjur mengendalikan sel kanker.
Dokter Paulus Wahyudi
Halim Med Chir juga memberikan resep daun sirasak kepada para pengidap 19 jenis
kanker sejak Sembilan tahun lalu. “kondisi mereka membaik,” kata dokter ahli
bedah dan kanker alumnus Universitas Degli Studi Padova, italia ini. Senyawa
acetogenins yang ada pada daun sirsak menyerang sel kanker dengan menghambat
produksi adenosine trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Dampaknya, mitosis
atau pembelahan sel kanker pun terhambat. Sel kanker membelah sangat cepat,
yakni 2-5 jam, sedangkan sel normal membutuhkan waktu 7-14 hari. Pembelahan
cepat ini tentu saja membutuhkan energy besar dari ATP. Jika pasokan energi
berkurang akibat ATP terhambat, aktivitas sel kanker melambat dan menjadi
apoptosis alias program bunuh diri sel. Tamat sudah riwayat sel kanker.
Sejak kapan penemuan
daun mujarab ini sebagai obat anti kanker? Selama berabad-abad daun sirasak
digunakan oleh suku Indian di amerika selatan untuk menyembuhkan sakit jantung,
asma, liver (hati), dan rematik. Hal ini merangsang para peneliti untuk
melakukan penelitian pada daun, batang, biji dan buah sirsak yang di tanam di
pedalaman hutan amazon. The National Center Institut mulai melakukan riset
ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasil membuktikan bahwa kayu sirsak mampu
menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di
antaranya yaitu kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan pancreas.
Tidak seperti terapi kemo, acetogenins tidak membahayakan dan membunuh sel-sel
sehat sengga tidak memiliki efek samping seperti mual dan kerontokan rambut.
B.
Pahami Dosis
Herbalis dari
Yogyakarta, Lina Mardiana mengatakan herbal memang tidak menimbulkan efak
samping yang membahayakan seperti obat-obatan kimia. Namun, penggunaannya harus
tetap hati-hati. Daun sirsak, jika di konsumsi secara berlebih bisa menyebabkan
punggung panas, tenggorokan terasa kering, dan sesak napas. Tidak ada patokan
pasti dosis yang pas untuk mengkonsumsi rebusan daun sirsak. Semua tergantung
pada jenis penyakit, stadiumnya, serta ketahanan tubuh penderita. Lina
mencontohkan untuk kasus kanker getah bening stadium 4, lina meresepkan 10
lembar daun sirsak di rebus (sebaiknya menggunakan peranti berbahan gerabah) dalam
4 gelas air hingga tinggal 3 gelas. Kedalam rebusan tambahkan 3 lembar daun
sirih sebagai anti bakteri dan garam 1 sendok teh. Minum seteguk atau dua
teguk, tidak perlu segelas, yang penting hari itu air rebusan daun sirasak
harus habis.
Penggunaan dosis daun
sirasak ini fleksibel, bisa 7,10,15,17,21 maupun 31 lembar. Apabila tidak
menimbulkan efek samping panas dan sesak napas, bisa di tingkatkan jumlah daun
agar terapi berjalan efektif. Tetapi, apabila badan terasa pnas dan sesak
napas, sebaiknya turunkan dosis. Professor Sumali, guru besar fakultas farmasi,
Universitas Indonesia mengatakan kandungan acetogenins pada setiap daun sirsak
berbeda sesuai lokasi tumbuhnya. Pohon sirsak yang tumbuh di pekarangan atau
dataran rendah mendapat intensitas optimal dan banyak zat aktif terbentuk. Dia
juga mengatakan daun yang diambil sebaiknya dari pohon yang sudah berbuah agar
zat kimia yang terkandung didalamnya lebih lengkap. Hasil penelitian
menyebutkan daun sirsak yang terbanyak mengandung senyawa acetogenins terdapat
pada daun ke-4 dan 5 dalam satu ranting.
Dokter dan Herbalis
Yogyakarta, Sidi aritjahja, mengingatkan konsumsi rebusan daun sirsak sebaiknya
dilakukan selama gejala terasa. Jika membaik, hentikan konsumsi minimal enam
bulan. Setelah itu bisa di lanjutkan kembali. Sebab, ujar Sidi, daun sirsak
mengandung antioksidan yang tingggi. Antioksidan bersifat akumulatif dalam
tubuh sehingga dapat menjadi prooksidan atau pemicu kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar