Rabu, 30 Mei 2012

BERBURU DAUN ANTI KANKER


Buahnya berduri kecil dagingnya putih, dan lembut. Rasanya asam-asam manis. Di butuhkan memakan buah yang satu ini, daging serat kasar dan airnya cukup banyak sehingga masyarakat kerap mengkonsmsinya dalam bentuk jus. Tanaman asli maerika Tengah dan Amerika Selatan ini di bawa oleh pemerintah colonial Belanda ke Indonesia pada abad ke-19. Karena itulah, nenek-nenek kita menyebutnya durian belanda. Nama latinya Graviola, tapi lebih dikenal dengan sirsak.
Buah sirsak dimanfaatkan masyarakat desa sebagai pencuci mulut. Kandungan vitamin C, vitamin B1, dan B2 pada buah sirsakbukan rahasia lagi, tapi belum banyajk masyarakat yang tau daun dan batang sirsak adalah obat kanker yang mujarab. Feby saraswati (36 tahun), warga kedaton, Bandar lampung, mulai mengkonsumsi air rebusan daun sirsak ini sejak setahun yang lalu. Menurut febi, dia mendapat informasi tentang khasiat daun sirsak melalui sms berantai yang dia terima dari temannya. SMS itu berisi tentang hasil penelitian dari mancanegara tentang senyawa antikanker yang terkandung dalam daun dan batang sirasak. Namun, Febi yang menderita kista (tumor jinak di indung telur) sejak belasan tahun tidak berani meminum obat-obatan herbal sembarangan.
Febi rajin bertanya kepada teman-teman dan saudara-saudaranya, selain itu dia juga berburu informasi di dunia maya. Sampai akhirnya, dia bertemu dengan saudaranya yang di vonis oleh dokter mengidap kanker payudara stadium lanjut. ”Dokter menyarankan saudara saya ini operasi, karena kanker payudaranya sudah stadium lanjut. Tetapi, setelah beberapa bulan meminum rebusan daun sirsak, dia tidak jadi oprasi dan kankernya benar-benar sembuh,”ujar Febi. Kenyataan ini menginspirasi febi melakukan terapi rebusan daun sirsak untuk mencegah tumbuhnya kembali kista yang sudah pernah diangkat pada tahun 2006. ”mungkin keturunan kali ya, kakak-kakak saya juga mengidap kista dan sudah beberapa kali di oprasi, tapi tumbuh lagi. Jadi saya mengonsumsi rebusan ini sebagai tindakan preventif,”kata ibu tiga anak ini.
Menurut febi, mendapatkan daun sirsak susah-susah gampang. Saat ini sudah jarang masyarakat yang menanam pohon sirsak di halaman atau kebun belakang rumah. Febi tidak sungkan-sungkan menitip daun sirsak kepada teman atau siapa pun yang dia kenal. “pokoknya saya titip sama teman-teman, kalau ada yang  punya pohon sirsak saya minta daunya, kadang-kadang diberi sekantung plastic, saya simpan kulkas,”ujar Febi. Setiap harinya febi merebus 10 daun sirasak di tambah tiga gelas air sampai menjadi satu gelas. Dia meminum ramuan herbal ini dua kali sehari.

A.     Daun Mujarab
Khasiat daun sirsak bukan isapan jempol. Beberapa dokter dan herbalismenyarankan terapi rebusan daun sirasak ini kepada pasien-pasien kanker, dan beberapa pasien sembuh total, tidak di temukan sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. Salah satu dokter yang meresepkan rebusan daun sirsak untuk pasiennya adalah Zainal Gani, alumnus Universitas Brawijaya malang, jawa timur. Dia melakukan itu sejak tahun 2010 setelah memperoleh informasi hasil riset di mancanegara. Informasi ini berupa senyawa aktif acetogenins dalam daun sirsak yang sangat manjur mengendalikan sel kanker.
Dokter Paulus Wahyudi Halim Med Chir juga memberikan resep daun sirasak kepada para pengidap 19 jenis kanker sejak Sembilan tahun lalu. “kondisi mereka membaik,” kata dokter ahli bedah dan kanker alumnus Universitas Degli Studi Padova, italia ini. Senyawa acetogenins yang ada pada daun sirsak menyerang sel kanker dengan menghambat produksi adenosine trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Dampaknya, mitosis atau pembelahan sel kanker pun terhambat. Sel kanker membelah sangat cepat, yakni 2-5 jam, sedangkan sel normal membutuhkan waktu 7-14 hari. Pembelahan cepat ini tentu saja membutuhkan energy besar dari ATP. Jika pasokan energi berkurang akibat ATP terhambat, aktivitas sel kanker melambat dan menjadi apoptosis alias program bunuh diri sel. Tamat sudah riwayat sel kanker.
Sejak kapan penemuan daun mujarab ini sebagai obat anti kanker? Selama berabad-abad daun sirasak digunakan oleh suku Indian di amerika selatan untuk menyembuhkan sakit jantung, asma, liver (hati), dan rematik. Hal ini merangsang para peneliti untuk melakukan penelitian pada daun, batang, biji dan buah sirsak yang di tanam di pedalaman hutan amazon. The National Center Institut mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasil membuktikan bahwa kayu sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya yaitu kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan pancreas. Tidak seperti terapi kemo, acetogenins tidak membahayakan dan membunuh sel-sel sehat sengga tidak memiliki efek samping seperti mual dan kerontokan rambut.

B. Pahami Dosis
Herbalis dari Yogyakarta, Lina Mardiana mengatakan herbal memang tidak menimbulkan efak samping yang membahayakan seperti obat-obatan kimia. Namun, penggunaannya harus tetap hati-hati. Daun sirsak, jika di konsumsi secara berlebih bisa menyebabkan punggung panas, tenggorokan terasa kering, dan sesak napas. Tidak ada patokan pasti dosis yang pas untuk mengkonsumsi rebusan daun sirsak. Semua tergantung pada jenis penyakit, stadiumnya, serta ketahanan tubuh penderita. Lina mencontohkan untuk kasus kanker getah bening stadium 4, lina meresepkan 10 lembar daun sirsak di rebus (sebaiknya menggunakan peranti berbahan gerabah) dalam 4 gelas air hingga tinggal 3 gelas. Kedalam rebusan tambahkan 3 lembar daun sirih sebagai anti bakteri dan garam 1 sendok teh. Minum seteguk atau dua teguk, tidak perlu segelas, yang penting hari itu air rebusan daun sirasak harus habis.
Penggunaan dosis daun sirasak ini fleksibel, bisa 7,10,15,17,21 maupun 31 lembar. Apabila tidak menimbulkan efek samping panas dan sesak napas, bisa di tingkatkan jumlah daun agar terapi berjalan efektif. Tetapi, apabila badan terasa pnas dan sesak napas, sebaiknya turunkan dosis. Professor Sumali, guru besar fakultas farmasi, Universitas Indonesia mengatakan kandungan acetogenins pada setiap daun sirsak berbeda sesuai lokasi tumbuhnya. Pohon sirsak yang tumbuh di pekarangan atau dataran rendah mendapat intensitas optimal dan banyak zat aktif terbentuk. Dia juga mengatakan daun yang diambil sebaiknya dari pohon yang sudah berbuah agar zat kimia yang terkandung didalamnya lebih lengkap. Hasil penelitian menyebutkan daun sirsak yang terbanyak mengandung senyawa acetogenins terdapat pada daun ke-4 dan 5 dalam satu ranting. 
Dokter dan Herbalis Yogyakarta, Sidi aritjahja, mengingatkan konsumsi rebusan daun sirsak sebaiknya dilakukan selama gejala terasa. Jika membaik, hentikan konsumsi minimal enam bulan. Setelah itu bisa di lanjutkan kembali. Sebab, ujar Sidi, daun sirsak mengandung antioksidan yang tingggi. Antioksidan bersifat akumulatif dalam tubuh sehingga dapat menjadi prooksidan atau pemicu kanker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar