Selasa, 08 Maret 2011

ARTI MANTRA "OM MANI PADME HUM"


Mantra ini sangat umum di lafalkan di negara-negara Buddhis. Di kisahkan pada saat Yang Ariya Padma Sambawa hendak meninggalkan Tibet, pada saat itu Umat Buddha bertanya kepadanya cara untuk mengadapi masa akhir Dhamma, dimana banyak unsur-unsur yang akan menghancurkan Dhamma. Pintu Dhamma apa yang harus kita latih supaya kita senantiasa di lindungi oleh para pelindung Dhamma? disini Yang Ariya Padma Sanbawa mengajarkan mantra Om Mani Padme Hum.

Sebetulnya om mani padme hum berasal dari kata AUM – AUM – AUM. Disini kita berusaha agar pikiran, ucapan dan perbuatan kita bisa mencerminkan pikiran, ucapan dan perbuatan dari seorang Buddha. Arti kata Aum Mani adalah Permata, Permata melambangkan Dhamma, ajaran, metode dalam melaksanakan Dhamma. Metode ajaran itu seperti sesuatu yang dapat menerangi tempat yang gelap. Bagaikan batu permata yang indah dan mahal, walaupun diletakkan ditempat yang gelap dia akan terang dan bersinar.

Padme adalah Teratai-teratai yang melambangkan kebijaksanaan (prajna), teratai tumbuh di kolam yang berlumpur namun tidak ternodai oleh lumpur sebaliknya   teratai memberikan kesan suci, bersih dan melambangkan kesucian dan kebijaksanaan. Siswa Buddha yang melaksanakan Dharma di tengah kekotoran dan penderitaan duniawi yang kotor (cerita tentang tanam teratai) bagaikan bunga teratai yang indah di atas lumpur yang kotor. Maka dari itulah teratai melambangkan kebijaksanaan dan kesucian.
Kebijaksanaan kita peroleh dari pengalaman kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa berinteraksi menghadapi berbagai macam kesulitan. Dengan menghadapi bermacam kesulitan-kesulitan itulah yang menyebabkan munculnya kebijaksanaan dalam diri kita.

Kemudian kata Hum adalah gabungan antara ajaran dan kebijaksanaan, jadi arti dari pada Om Mani Padme Hum adalah, bagaimana melalui Penggabungan antara ajaran dan kebijaksanaan kita bisa merubah pikiran kata-kata dan perbuatan kita menjadi pikiran kata-kata dan perbuatan Buddha. Jelas ini adalah mantra inti dari pada Avalokitesvara, tetapi sekaligus merupakan mantra inti dari pada Buddha, para Buddha di dalam hati kita.

Buddha bukan ada pada rupang (patung Buddha) namun ada di dalam hati kita, setiap makhluk memiliki benih-benih kebuddhaan dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai kebuddhaan dan memperoleh pencerahan. Dengan memperoleh kesempurnaan, maka tidak ada lagi penderitaan duniawi dan kelahiran kembali.

Jadi sebagai umat Buddha, kita harus dengan tekun melafalkan mantra Om Mani Padme Hum. Dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan benar melaksakan Dharma ajaran Buddha sehingga kita semua dalam kehidupan ini dapat mencapai kebahagiaan yang sejati.

42 komentar:

  1. Bagus sekali tulisan artikelmu, Komang. Mencerahkan orang awam dan yang belum mengerti tentang Buddha dharma. Terus menulis ya. Mettacitena - http://www.yendywijaya.com

    BalasHapus
  2. apakah orang diluar agama budha boleh melantunkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh, ini mantra bukan dikhususkan untuk orang2 tertentu

      Hapus
    2. boleh, ini mantra bukan dikhususkan untuk orang2 tertentu

      Hapus
    3. Boleh, mantra ini bukan di khususkan untuk agama dan orang2 tertentu

      Hapus
    4. Saya seorang muslim tp saya sering dengerin mantra ini dan melantunkannya, bawa ketenangan. Bukan arti fisik yang ditanem dihati tp inti dan esensi dari mantra yang berguna bagi kita, namaste :)

      Hapus
  3. Omitofo buddha....bagus sekali penjelasannya

    BalasHapus
  4. Omitofo buddha....bagus sekali penjelasannya

    BalasHapus
  5. Omitofo buddha....bagus sekali penjelasannya

    BalasHapus
  6. mantra ini saya sering pakai untuk sehari" saya ampire setiap jam bisa menenangkan hati saya yang marah , stress ataupun mnta bantuan kepada buddha

    BalasHapus
  7. senang membacanya.. artikelnya bagus dan jelas.. thanks

    BalasHapus
  8. senang membacanya.. artikelnya bagus dan jelas.. thanks

    BalasHapus
  9. Cara masuk agama budha gimana ya

    BalasHapus
  10. Pak komang saya mau tanya sidarta gautama budha mendapat pencerahan..lalu siapa yg memberi pencerahan tsb.kenapa umat budha selalu mengagung kan budha kenapa tidak mengagugkan siapa yg memberi pencerahan tsb.trims pak komang

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedikit ilmu yang saya punya mudah2an dapat membantu ...
      .
      .
      Siddharta Gautama mencapai penerangan sempurna (Bodhisattva) dengan usaha nya sendiri.
      .
      Ada 3 macam Boddhisatta dalam ajaran Buddha , salah satunya yang mencapai penerangan sempurna dengan menjadi murid seorang Samma Sambuddha.
      .
      .
      CMIIW :)

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Ijinkan sy menjawab pertanyaan p.anwar. Rata2 org memiliki pikiran yg sudah terkondisi. Bisa dari ajaran / pendidikan yg sudah ditanamkan kepadanya sejak kecil. Analogi sy, seperti pertanyaan yg diajukan, mana lebih dulu, ayam ato telur. Kelompok org2 yg sudah terkondisi pikirannya, satu kelompok akan berpendapat telur dulu, kelompok yg lain akan menjawab, ayam dulu. Bahkan kelompok yg tidak memilih ayam ato telur dulu pun, sudah termasuk kelompok org2 yg terkondisi demikian pikirannya. Paling baik, seperti ujar sang Budha (kurang lebih, krn sy juga bukan penganut agama budha), anutlah ajaran yg menurut bpk paling baik dan berpegang pd ajaran tsb, sampai disitu bpk menghormati kebenaran. Tetapi bila kita mulai berpikir, hanya ajaran kita yg benar, dan yg lain adalah tidak benar (tersirat dari pertanyaan/pernyataan kita), maka kita mulai berpaling dari (pencaharian) kebenaran. Demikian yg bisa saya sampaikan.

      Hapus
  11. Terimakasih penjelasannya pak Komang...

    BalasHapus
  12. Bagus Penjelasannya,, amituofo
    Gan En

    Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

    BalasHapus
  13. Bagus artikelnya .
    Biasanya orang cuma hafal mantranya dan ngak tau apa artinya dari yang dibaca dan di hafal

    BalasHapus
  14. Bagaimana cara melafalkannya? Berapa kali dalam satu sesi? Satu hari? Cepat atau pelan2? Bersuara atau dalam hati? Mohon petunjuk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin kan saya memberi masukan, menurut saya yg awam, Tidak menjadi acuan, cepat lambat dan berapa kali. Upayakan setiap melafal, diri kita sadar, sadar akan makna, sadar akan diri sedang melafal, kesadaran sangat baik dlm melafal. Walau hanya 1x sehari. Semoga semua mahkluk bahagia.

      Hapus
  15. Anumodana.. Semoga semua mahkluk bahagia

    BalasHapus
  16. Mohon maaf saya ingin bertanya, salahkah bila seseorang ingin menganut Hindu-Buddha?
    Terimakasih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anda ingin menganut agama hindu atau buddha tentu anda tidak salah pilih karena ajaran moralnya sangat tinggi dan ajaraan moral seperti inilah yang bisa menentukan anda masuk SURGA

      Hapus
  17. Gw muslim tapi suka dengerin ini mantra. Bikin bulu kuduk merinding, btw makasih atas infonya. *Kedamaian untuk seluruh umat manusia!

    BalasHapus
  18. Manusia punya pikiran dan hati,
    Ajaran mengarahkan perbuatan manusia,
    Agama mengorganisir ajaran untuk ditrapkan bagi banyak orang,
    Manusia dan semua mahluk hidup adalah subyek sementara ajaran, agama dll adalah obyek,
    Kebijaksanaan membawa kita untuk membahagiakan semua subyek ( semua mahluk hidup ), jangan pernah mengorbankan subyek untuk mencapai obyek krn sang sumber hidup adalah subyek sebagai pelaku, kalau obyek sdh melanggar subyek maka harus diganti, tetapi kalau subyek yang melakukan kesalahan maka perlu untuk disadarkan, Sabbe Satta Bavantu sukitata 🙏🙏🙏

    BalasHapus
  19. AUM sama dengan Ang Ung Mang simbol dari TRI MURTI yang menentukan ciptaan ciptaan yang tersebar diseluruh jagat dan terikat dengan 3sifat alam yaitu NAFSU KEBAIKAN KEBODOHAN dari 3sifat inilah semua ciptan terikat dan 3sifat alam ini terikat oleh dualisme yaitu yang disebut KARMA sedang bunga patma adalah simbol awal dari sang pencipta menciptakan seluruh alam semesta beserta machluk machluknya

    BalasHapus