Umat beragama lain seringkali salah menafsirkan mengenai hal-hal yang dilakukan oleh umat Buddha di depan patung atau gambar Sang Buddha. Mereka sering kali menganggap umat Buddha menyembah berhala.
Bila seorang umat Buddha datang ke sebuah vihara/cetiya dan kemudian berlutut dan memberikan penghormatan (namaskara) kepada rupang atau gambar Buddha yang ada, hal ini bukanlah berarti merupakan suatu permintaan atau permohonan kepada Sang Buddha. Sebab sujud dan penghormatan tersebut bukanlah ditujukan kepada benda mati yang ada di depannya, namun terhadap apa yang terkandung di dalam \nya. Patung atau gambar hanya merupakan simbol dan perwujudan dari keagungan dan kesempurnaan batin yang telah dicapai oleh seorang manusia luar biasa. Jika kita melakukan penghormatan terhadap bendera kebangsaan suatu Negara, apakah dapat dikatakan kita menghormat kepada suatu berhala? Tentu saja tidak! Demikian pula makna sebuah patung ataupun gambar Sang Buddha. Disamping itu seorang umat Buddha yang bersujud di depan sebuah patung ataupun gambar Sang Buddha kemudian membacakan doa, bukanlah berarti ia memohon sesuatu kepada patung atau gambar tersebut.
Cobalah anda simak dan pahami arti dari doa dan paritta yang diucapkannya itu, adakah memuat suatu permohonan agar ia selalu sehat, murah rejeki, mudah mendapatkan jodoh, lulus ujian, mendapat pekerjaan, dijauhkan dari marabahaya, atau mohon pengampunan dosa? Isi dari doa dan paritta hanya memuat ajaran-ajaran Sang Buddha untuk mengatasi penderitaan manusia, yang harus direnungkan oleh mereka yang membaca dan mendengarnya, kemudian dianjurkan untuk mempraktekkannya.
Seorang umat Buddha yang sering melakukan puja bakti di depan sebuah patung atau gambar Sang Buddha akan mendapatkan banyak manfaat. Manfaat-manfaat yang akan diperolehnya antara lain:
1. Mengurangi rasa egois dan tinggi hati
Bila seseorang bersujud dihadapan sebuah patung ataupun gambar Sang Buddha, secara tidak disadari ia telah melatih dirinya mengurangi rasa egois dan tinggi hati yang ada dalam diri setiap orang. Sebab tanpa memandang kedudukan, jabatan atau kekayaan, seseorang mampu merendahkan hatinya untuk berlutut dan bersujud di depan sebuah patung atau gambar Buddha. Bila hal ini dilakukan secara terus-menerus, secara tidak langsung ia telah melatih dirinya mengurangi perasaan egois dan tinggi hati yang ada dalam dirinya.
2. Membantu pemusatan pikiran
Dengan bersujud dihadapan sebuah patung atau gambar Sang Buddha, seseorang akan berusaha untuk memusatkan pikirannya terhadap obyek yang ada di hadapannya. Hal ini akan sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang sedang dilanda kekalutan pikiran, hal tersebut akan banyak membantu, karena pikiran yang kalut itu untuk sementara dapat dialihkan kepada obyek yang lain yang lebih baik dan bermanfaat, sekaligus dapat lebih menjernihkan kekalutan yang ada. Hal ini ditunjang pula oleh suasana lingkungan yang memadai dan ketenangan yang dipancarkan oleh wajah patung atau gambar Sang Buddha.
3. Membangkitkan dan menambah keyakinan kepada para Buddha dan Bodhisattva
Semakin sering seseorang melakukan sujud dan berlutut di depan sebuah patung atau gambar Sang Buddha, maka ia akan dapat membangkitkan dan menambah keyakinannya terhadap keagungan dan kebenaran ajaran-ajaran Beliau. Dengan cara merenungkan dan menelaah akan kebenaran ajaran-ajaran tersebut beserta manfaat terhadap dirinya sehingga keyakinannya akan terus dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu.
4. Membangkitkan suasana religius
Dengan melakukan puja bakti di depan patung atau gambar Sang Buddha, seseorang telah membangkitkan suasana religious. Apalagi bila hal ini dilakukan di rumah masing-masing, maka suasana religious ini akan dapat mendatangkan dampak positif untuk meningkatkan keyakinan dan mencegah timbulnya masalah alih agama dalam keluarga-keluarga umat Buddha.
5. Membangkitkan rasa bakti
Dalam melakukan pujabakti, umat Buddha juga sering melengkapi altar dengan bunga, buah, dupa dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa bakti dan sayang mereka terhadap guru junjungan yang sangat mereka hormati dan kagumi. Perasaan bakti ini juga dapat dikembangkan kepada orangtua, leluhur, masyarakat, nusa, bangsa dan Negara. Selain itu dengan adanya bunga-bunga dan buah-buah akan memperindah sebuah altar dan dapat mendatangkan kesejukan dan ketentraman pikiran, disamping sebagai simbol dari ketidak-kekalan dan kefanaan tubuh manusia.
6. Dihormati orang
Seorang umat Buddha yang melakukan puja bakti dan bersujud di depan sebuah patung atau gambar Sang Buddha, berarti telah melakukan suatu penghormatan untuk mengenang jasa-jasa dan keagungan beliau kepada seluruh makhluk. Beliau telah banyak berkorban demi untuk mengatasi penderitaan umat manusia, karena itu beliau memang patut untuk dihormati. Sebagai umat Buddha kita wajib menghormati jasa-jasa beliau dan kemudian mencoba mempraktekkannya. Sang Buddha pernah bersabda bahwa cara penghormatan tertinggi yang dapat dilakukan terhadap Beliau adalah dengan cara mempraktekkan ajaran-ajaranNya. Bila kita selalu melatih diri untuk menghormati dan menghargai Sang Buddha, maka kita juga akan terbiasa menghormati dan menghargai orang lain, terutama kepada mereka yang telah berjasa kepada kita. Dengan bersikap demikian kita akan dihormati dan dihargai oleh orang lain. Disamping itu pula, kita sebagai umat Buddha tidak menghormati dan menghargai guru junjungan yang diwujudkan dalam sebuah patung atau gambar, apakah mungkin umat beragama lain akan mau menghormati Sang Buddha dan agama Buddha?
7. Latihan pengembangan bathin
Dengan melakukan sujud terhadap Sang Buddha secara tidak disadari kita telah melakukan latihan untuk mengembangkan batin masing-masing, karena pada saat kita bersujud kita telah melakukan beberapa hal yang sangat bermanfaat, seperti:
· Memusatkan pikiran pada satu obyek (meditasi)
· Merenungkan sifat-sifat dan ajaran luhur Sang Buddha
· Membersihkan pikiran dari noda dan kotoran
Hal tersebut sekaligus berarti kita telah melatih diri untuk mengembangkan batin yang akan dapat membawa manfaat, bagi diri kita maupun pihak lain yang membutuhkan pertolongan.
Anumodana.... saya suka dengan naskah dhamma ini
BalasHapus