Rabu, 16 Maret 2011

BODHISATTVA AVALOKITESVARA

 
Avalokittesvara adalah Bodhisattva pemancar berkah Maitri (Cinta Kasih) dan Karuna (kasih sayang) yang memiliki kebesaran yang tiada tara. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menolong para Makhluk yang menderita di dunia ini. Banyak yang memujaNya, termasuk di Indonesia, umat Buddha sejak Wangsa Sailendra telah memujaNya, terbukti dengan adanya Candi Borobudur dan Mendut, dimana Candi Mendut terdapat Rupang (patung) Avalokittesvara Bodhisattva. Dalam kepercayaan jawa ia dikenal juga sebagai Dewi Sri, dikalangan kepercayaan Tionghoa ia dikenal sebagai Dewi Kwan Se Im Poo Sat.

Pemujanya banyak yang telah menerima berkahnya, tetapi diantaranya ada yang tidak tahu sama sekali tentang asal-usulNya, bahkan ada yang tidak mau mempersoalkanNya, yang penting bagi mereka dapat memujanya dan mohon pertolonganNya. Ada yang berpendapat Avalokittesvara Bodhisattva adalah Miau San Kung Cu dari legenda Cina. Pendapat ini adalah tidak benar.

Asal mula Avalokittesvara Bodhisattva.
(Kwan Se Im Poo Sat)

Pada beberapa kalpa yang lalu, ada Pratyeka Buddha bernama : Saddharma Virya Tatagatha  Buddha. Saat ia memasuki tingkat kesempurnaan mencapai tingkat kesucian Pratyeka Bodhi terdengar olehNya keluh kesah penderitaan para makhluk yang berasal/akibat dari hasil perbuatan/buah karma dari makhluk itu sendiri yang tidak baik. Saddharma Virya Tatagatha melihat bahwa pada dasarnya setiap makhluk memiliki benih ke-Buddha-an dan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat kebuddhaan. Semua makhluk manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat ke- Buddha-an. Semua makhluk manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat Ke-Buddha-an, asalkan ia mau berjuang dengan melaksanakan Sad Paramita (Dana Paramita, Sila Paramita, Ksanti Paramita, Virya Paramita, Dhayana Paramita, Prajna Paramita).

Melihat kesunyataan ini, timbullah rasa belas kasihan dari Saddharma Virya Tatagatha dan ia bertekad dengan Maha Maitri Karuna (Kekuatan Cinta Kasih dan Kasih Sayang) Nya menolong para makhluk agar terbebas dari penderitaan dunia, Prasetya/Kaul diujarkan, saat itu juga di udara muncul para Buddha dan para Bodhisattva Mahasattva yang memuji kebesaran tekad dari saddharma Virya Tatagatha, sambil mengucapkan mantra “Maha Maitri Karuna Sahashera Bhujerah Sahashera Netra Dharani”.

Referensi: Kitab Suci “Maha Karuna Dharani Sutra” .
Mantra ini merupakan dasar pokok kekuatan dari saddharma Virya Tatagatha Buddha (kwan Im Poo Sat) dalam menolong para makhluk dari penderitaan dunia loka ini.

Jasa dan pahala Saddharma Virya Tatagatha Buddha tiada taranya, ia dengan memperhatikan dan menolong suara keluh kesah penderitaan makhluk di dunia ini, maka oleh Sakyamuni Buddha ia diberi nama: AVALOKITTESVARA BODHISATTVA dengan memperhatikan keluh kesah penderitaan para makhluk dan menolongnya). Pengertian ajaran dan kegaiban serta cara menolong Avalokittesvara Bodhisattva terdapat dalam kitab suci Saddharma Pundarika Sutra, bagian XXV tentang “AVALOKITTESVARA BODHISATTVA SAMANTHA-MUKHA PARIVARTA”
Sutra Avalokittesvara Bodhisattva Samantha-mukha Parivarta/Kitab Suci mengenai Kwan Se Im Poo Sat.

Bunyi Saddharma Pundarika Sutra bagian XXV ini antara lain adalah:
Waktu itu Akohayamati Bodhisattva Mahasattva bangkit dari tempat duduknya, dengan jubah terbuka bahu kananNya menyembah kepada Sang Buddha, seraya berkata: “Sang Tatagatha, apakah sebabnya sehingga Saddharma Virya Tatagatha disebut Avalokittesvara Bodhisattva?”

Sang Buddha memberikan penjelasan sebagai berikut: “Siswa pria yang berbudi, jikalau terdapat, para makhluk, ratusan, ribuan, laksaan, jutaan tiada taranya, menderita berbagai penderitaan, mendengar nama Avalokittesvara Bodhisattva segera memusatkan perhatiannya kepada nada suara tersebut: terbebaslah semua penderitaannya.

Penjelasan singkat:

Buddha adalah nama yang telah mencapai tingkat kesempurnaan, yang telah bebas dari segala penderitaan: dan yang dapat membimbing semua makhluk keluar dari roda samsara/alam penderitaan.
Buddha ada tiga jaman: dahulu, sekarang dan yang akan datang.

Buddha jaman dahulu banyaknya tiada terkira, yang umum dikenal ada 7 Buddha:
  1. Namo Bhagavate Dridadasurasenapraharanarajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
  2. Namo Bhagavate Amitabhaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
  3. Namo Bhagavate Akshobyahya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
  4. Namo Bhagavate  Bhaishajaguru Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
  5. Namo Bhagavate Sampuspitasalendrarajaya Arhate Samyaksambuddhaya.
  6. Namo Bhagavate Sakyamunaye Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
  7. Namo Bhagavate Ratnakusumaketurajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.

Buddha jaman sekarang adalah Sakyamuni Buddha (Sidharta Gautama Buddha) atau lebih dikenal Dengan sebutan “Sang Buddha” Buddha yang akan datang disebut “Maitreya”.

“Siswa pria yang berbudi” artinya murid Sang Buddha yang mendengarkan dan melaksanakan Buddha Dharma dalam kehidupannya sehari-hari. (pria = jiwa besar, jadi bukanlah pengertian laki-laki).

“Jikalau terdapat para makhluk, ribuan, laksaan, jutaan tiada taranya” artinya jumlah para makhluk yang hidup pada 6 alam tumimbal lahir yaitu:
  1. Alam Dewa,
  2. Alam Asura,
  3. Alam Manusia,
  4. Alam Binatang,
  5. Alam Setan kelaparan
  6. Alam Neraka.

Setiap manusia sebelum ia memperoleh tingkat kesucian (kesempurnaan yang sejati) dalam penghidupannya. Setelah ia meninggal akan dilahirkan disalah satu 6 alam tumimbal lahir yang penuh penderitaan ketidak kekalan, hasil buah karma yang buruk, yang disebabkan oleh perbuatannya yang lalu.

“Mendengar nama Avalokittesvara Bodhisattva, dengan sujud hati memuja namaNya, 
Avalokittesvara Bodhisattva segera memusatkan perhatiannya kepada nada suara tersebut artinya para penderita, baik akibat karma yang lalu maupun sekarang, asalkan dengan sujud hati (konsentrasi) memuja namanya, Avalokittesvara Bodhisattva akan menolong penderitaan makhluk itu.

“Terbebaslah semuanya” artinya terbebaslah/lenyaplah semua penderitaan yang dimohonkan/dimintakan oleh si penderita kepada Avalokittesvara Bodhisattva; timbulnya kebahagiaan.

Berkah memuja nama Avalokittesvara Bodhisattva:
Dari isi sabda Sang Buddha ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Sang Buddha mengajarkan kepada umatNya untuk memuja nama Avalokittesvara Bodhisattva agar terbebas/tertolong dari penderitaan dunia. Timbul pertanyaan: apakah dengan hanya memuja saja nama Avalokittesvara Bodhisattva kita akan terbebas dari buah karma buruk?.

Kita hidup dialam manusia yang penuh dengan aneka macam percobaan dari kehidupan ini, baik yang menyenangkan dan tidak menyenangkan (yang dapat membuat diri kita lupa daratan, dendam, irihati maupun benci). Semua yang terjadi dalam kehidupan kita ini, semuanya adalah hasil dari pikiran kita yang lalu, yang dilakukan oleh ucapan, pikiran, dan badan.

Dengan ucapan, pikiran dan badan kita melakukan perbuatan jahat yang mengakibatkan karma buruk atau sebabnya penderitaan. Jika kita ingin bebas dari penderitaan, dariNya juga kita merubahnya, asalkan kita yakin: apa yang kita lakukan pasti dapat berubah, manis atau pun pahit, tergantung dari bentuk peruatan kita tersebut.

Dengan sujud hati dan memuja nama Avalokittesvara Bodhisattva, berarti kita selalu melakukan karma baik, karena: mulut menyebut/memuja namaNya, pikiran konsentrasi kepadanya dan badan bersujud kepadaNya. Terbebaslah/lenyaplah penderitaan.
Karenanya, kepada siapa yang selalu melaksanakan Dharma (ajaran) Nya dalam kehidupan sehari-hari, melaksanakan ibadah/kebaktian/sembahyang, puja bakti dan memuja nama para Buddha dan para Bodhisattva Mahasattva selalu berada didekatnya dan memberkahinya, ia akan memperoleh keadaan batin yang seimbang dan bersih, bebas dari rasa gelisah, jauh dari penyakit, rasa kekurangan dan kesusahan, bertambahnya karma baik, selalu sukses dalam kehidupan, yang akhirnya timbul kebahagiaan dan berkembangnya jiwa keBuddhaan bebas dari segala penderitaan.

“Namo Avalokittesvara Bodhisattva”  “Segala Puji Dipersembahkan kepada Avalokittesvara Bodhisattva yang maha penolong”.

Sarva Buddha Bodhisattvabhaya Sukhiastu Bhavantute Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memberikan Berkah dan Kebahagiaan bagi Anda sekalian.


MANTRA AVALOKITESVARA (TA PEI COU)
MAHA KARUNA DHARANI

Mantra Maha Karuna Dharani telah dikenal oleh umat Buddhis Mahayana selama berabad-abad lamanya. Setiap hari mantra tersebut dibaca berulang kali oleh berjuta umat Buddhis Mahayana. Begitupula telah banyak naskah dari mantra tersebut yang telah dikenal oleh umat Buddhis Mahayana dengan bermacam-macam aksen dan suara, namun yang terpenting adalah pemusatan pikiran tingkah laku dan orang yang mengulang mantra tersebut. Akan lebih banyak membantu apabila seseorang telah mengerti tentang Trikaya di dalam ajaran Mahayana, yaitu:
  1. Dhamakaya
Dapat diartikan sebagai tubuh Dharma, sebagai suatu yang absolut dan sesuatu yang Maha Esa, sulit untuk menjabarkannya dalam bahasa manusia, tubuh ini secara filosofis di dalam ajaran Mahayana dimiliki oleh para Buddha dan Bodhisattva sebagai manifestasi dari kekuatan untuk memberkati.
  1. Sambhogakaya
Dapat diartikan sebagai tubuh sinar, berkah dan kekuatan tubuh ini secara filosofis di dalam ajaran Mahayana dimiliki oleh para Buddha dan Bodhisattva sebagai manifestasi dari kekuatan untuk memberkati.
  1. Nirmanakaya
Adalah tubuh aktual dan nyata yang dimiliki oleh para Buddha dan Bodhisattva untuk menyampaikan Dharma. Hal tersebut juga dapat termanifestasi di dalam bentuk arca atau gambar dari para Buddha dan Bodhisattva, karena begitu sulitnya bagi anusia untuk mengerti dan membayangkan sesuatu yang absolut dan yang maha esa. Demikianlah bila pengertian tentang Trikaya telah dapat dimengerti, maka pengulangan mantra Maha Karuna Dharani akan lebih banyak membantu. Berikut ini adalah terjemahan singkat yang dikutip dari terjemahan bahasa Inggris dari buku “Popular Deities of Chinese Buddhism” yang disusun oleh Kuang Ming, terbitan Kuan Yin Contemplative Order, Malaysia 1985.

1.      Namo Ratnatrayaya
aku berlindung kepada Triratna
2.      Namo Aryavalokitesvara
Aku berlindung kepada Yang Maha Esa
3.      Bodhisattva Mahasattva Mahakarunikaya
Di dalam makhluk yang agung telah mencapai penerangan, di dalam yang penuh welas asih dan kasih sayang.
4.      Om Sava Abhayah Sunadhasya
Om didalam perlindungan yang tak merasa takut dan gentar
5.      Namo Sukrtvemana Aryavalokiteshragarbha
Semoga aku dapat berlindung didalam yang maha esa
6.      Namo Nilakantha Siri Mahabhadrasrame
Aku berlindung kepadamu, didalam kewelas-asihan
7.      Sarvathasubham Ajeyam Sarvasattvanavarga Mahadhatu
Yang penuh dengan pengertian dari semua cara dan jalan yang suci, yang membuat semua makhluk berupaya dan mensucikan semua alam kehidupan.
8.      Tadyata Im Avaloke Lokite Karate
Kepadanya om, yang maha esa, yang transenden di dunia.
9.      Hari Mahabodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Oh hari makhluk agung yang terang/semuanya dari lingkaran bunga
10.  Masi Maharrdayam Kuru Kuru Karmam
Inti dari dunia/buatlah sukses
11.  Kuru Kuru Vijayati Mahavijayati
Pekik kemenangan yang sukses/maha besar/pekik kemenangan
12.  Dhara Dhara Dharin Suraya
Berdirilah!berdirilah dan tegak oh indera!
13.  Chala Chala Mama Brahmara Muktir
Bergeraklah! Bergeraklah! Bebaskan saya dari gangguan pikiran.
14.  Ehi Ehi Chinda Chinda Harsham Prachali
Datanglah, datanglah, Dengarlah , dengarlah, dengarlah, suka cita yang timbul
15.  Basha Basha Presava Hulu Hulu Mala
Berbicaralah, berbicaralah berilah seruan!
16.  Hulu Hulu Hile Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Suara-suara untuk permohonan di dalam doa
17.  Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Bangkit, bangkit!
18.  Maitreya Nilakantha Dharshinina
Oh yang penuh dengan kasih! Dia yang patut didambakan.
19.  Payamama Svaha Siddhaya Svaha Maha Siddhaya Svaha
Kepada yang tak gentar, svaha! Kepada yang penuh kekuatan, svaha! Kepada yang penuh kekuatan yang maha besar, svaha!
20.  Siddhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Kepada yang penuh kekuatan dari kesatun dan kesatuan, dari kesatuan, svaha! Kepada yang agung, svaha!
21.  Varahanaya Svaha Simhashiramukkhaya Svaha
Kepada yang kelihatan berwajah seram, svaha! Kepada yang berwajah singa,svaha!
22.  Sarvamahasiddhaya Svaha Cahkrasiddhaya Svaha
Kepada yang memiliki semua kekuatan besar, svaha! Kepada yang memiliki chakra, svaha!
23.  Padmahastya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Kepada yang memegang teratai, svaha! Kepada yang agung, svaha!
24.  Mahasishankaraya Svaha
Kepada yang maha esa dan memberkati, svaha!
25.  Namo Ratnatrayaya
Aku berlindung kepada Triratna!
26.  Namo Aryavalokiteshvaraya Svaha
Aku berlindung kepada yang maha esa, svaha!
27.  Om Siddhayantu Mantrapadaya Svaha
Om! Semua hasil dari mantra ini terlaksana!

KETERANGAN
TENTANG MAHA KARUNA DHARANI

Maha Karuna Dharani adalah mantra Sang Avalokitesvara Bodhisattva (Kuan Yin Phu Sa), yang disabdakan oleh Sang Sakyamuni Buddha, sebagaimana disebutkan dalam “The Sutra of Vast, Great, Perfect, Full, Unimpeded, Great Compassion Heart Dharani of The Thousand Handed, Thousand – Eyed Bodhisattva Who Regards The World Sounds”

Dharani atau mantara adalah kumpulan suku kata atau kata gaib/mistik yang mempunyai kekuatan luar biasa. Bila mantra dipergunakan dengan tepat dan benar, tiada hal yang tidak mungkin. Dalam karya terkenal “The India Buddhist Iconography”, Benoytosh Bhatta Charya menulis “dengan membaca mantra berulang-ulang akan timbul suatu kekuatan yang luar biasa, yang akan mengejutkan seluruh dunia”. Karuna artinya welas asih, rasa ingin membebaskan orang dari penderitaan. Jadi Maha Karuna Dharani adalah Dharani maha welas asih atau mantra maha welas asih, artinya: mantra yang dapat membebaskan umat dari semua penderitaan dan kesusahan serta dapat memberikan kebahagiaan. Dalam “The Dharani Sutra” disabdakan bahwa manfaat Maha Karuna Dharani antara lain adalah untuk memperoleh:
  • Kegembiraan dan kedamaian
  • Kebebasan dari segala penyakit
  • Umur panjang
  • Kemakmuran
  • Penghapusan karma berat
  • Hilangnya halangan dan kesusahan
  • Timbulnya dalam semua Dharani murni serta semua pahala dan kebajikan
  • Lenyapnya segala rasa takut
  • Pencapaian tujuan

Meskipun keampuhan mantra ini terdapat dalam banyak bidang, namun bagi orang awam kegunaannya lebih dikenal luas dalam bidang pengobatan.

Dalam usaha penyembuhan pada umumnya terdapat tiga hal:
  1. inisiatif pengobatan oleh penderita dan keluarganya
  2. sarana pengobatan melalui dokter, ahli pengobatan tradisional ataupun sarana lain.
  3. pelaksanaan pengobatan dengan minum obat, mematuhi pantangan/anjuran dan sebagainya

bila mantra ini dipergunakan untuk pengobatan, ketiga hal tersebut dapat dilakukan oleh orang yang sama. Kunci terpenting adalah kemurnian hati dan kesujudan si pengucap mantra. Dalam Mantra Sacred word of Powers” mendiang john Blofeld : mantra luar biasa efektifnya, jika kondisi mental benar-benar dipenuhi”. Dalam “Shambala Reviews of The Books and Ideas” ia menulis: untuk melaksanakan standar moral yang agung, hal-hal yang diperlukan dalam pengucapan Maha Karuna Dharani adalah:
  1. Fisik
Badan bersih, jauhi makanan hewan selama masa pengucapan mantra
  1. Rohani
Hati sujud, tidak tamak, tidak membenci/mendendam, menjalankan pancasila Buddhis (yaitu; tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berdusta, dan tidak minum/makan sesuatu yang memabukkan).
  1. Alat
Dupa wangi (antara lain: mawar dan melati) dan air untuk pengobatan.
  1. Tempat
Vihara, kuil atau altar di rumah, terutama di hadapan Avalokitesvara Bodhisattva (lebih ideal yang dalam wujud banyak tangan), bila keadaan tidak memungkinkan, bisa dirumah dengan menghadap ke langit.
  1. Cara
Nyalakan tiga batang dupa wangi, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sanghyang Adi Buddha, nyalakan tiga batang dupa wangi lagi dan berdoda kepada Avalokitesvara Bodhisattva, ucapkan mantra ini 7 kali, atau 14 kali, 21 kali sampai 108 kali, air di altar di mohon untuk diminum, ulangi cara ini setiap hari.

Uraian yang lebih rinci tentang pengobatan, misalnya bagi orang yang penglihatannya kabur, tuli, demam, sulit melahirkan, luka bakar, rasa takut mencekam terus menerus, insomnia(susah tidur), banyak kecelakaan dan kesusahan dalam keluarga, suami isteri cekcok terus, badan mati sebelah, gangguan setan atau roh jahat, menghilangkan rasa benci/dendam kepada orang dan lain-lain. Tiada penyakit yang tidakdapat disembuhkan bila dengan sujud dan menjalankan sila, tiap hari orang mengucapkan mantra ini 108 kali selama 1000 hari tanpa berhenti”.

Semula Maha Karuna Dharani tergolong dalam mantra-mantra yang hanya diturunkan terbatas oleh guru kepada siswanya yang telah diinisiasi, sehingga jelas tidak mudah mendapatkannya. Dalam sutra empat puluh dua bagian Sang Buddha bersabda: adalah sulit menjumpai sutra-sutra Buddhis” dan apabila seseorang benar-benar menjumpai Sang Jalan (kebenaran/Buddha Dharma), masih sulit dalam dirinya timbul keyakinan,” tentunya karena kita mempunyai Afinitas (pertalian, tumpuan ikatan, affinity) dengan Buddha Dharma, memiliki karma baik dan akar-akar kebajikan (Good Roots). Karena itu simpanlah mantra ini sebagai mustika dan ucapkanlah mantra ini sebagai bagian dari puja bhakti selama masa nabati (wujud dari puja bhakti selama nabati, wujud nyata metta karuna kepada semua makhluk hidup) serta pergunakanlah untuk menolong diri dan sesama umat pada waktu dibutuhkan dengan keimanan yang teguh dan semangat kewelas asihan sesuai dengan nama mantra ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar