Kesetiaan yang berasal dari kata “setia” di dalam kamus bahasa Indonesia terbitan balai pustaka mengandung beberapa makna:
- Taat, patuh, bagaimanapun beratnya pekerjaan itu ia dengan setia melaksanakannya.
- Sekian lama ditinggalkan suami merantau, istrinya tetap setia menanti. Dalam konteks ini setia berarti ketetapan hati, keteguhan hati.
- Setia berarti perpegang teguh, contohnya: meskipun hujan lebat ia tetap setia memenuhi janjinya untuk datang ke rumah temannya.
Dari kata setia kemudian kita mengenal istilah satya (sansekerta) seperti: satya lencana yang artinya lencana kesetiaan atau satya wacana yakni kesetiaan kepada ucapan. Didepan altar sepasang pengantin berikrar untuk saling setia sehidup semati. Kesetiaan juga mengandung makna saling membantu, menjaga, membela, bahkan bila diperlukan untuk bersedia dengan rela berkorban. Bahkan ada orang yang bersedia mengorbankan dirinya demi kesetiaan terhadap keyakinan yang dianggapnya benar. Begitu juga kesetiaan kita terhadap agama kita, Buddhayana dan Sagin. Agama kita yang kita yakini akan memberikan kebahagiaan lahir dan batin. Sehingga hal yang wajar dan menjadi kewajiban kita untuk menjaga nama baiknya, membela demi kelangsungan hidupnya serta rela berkorban dan manakala terganggu keberadaannya (eksistensi). Presiden Amerika Serikat John F Kennedy pernah berkata: what can I do for you Amerika? Dalam kalimat ini menggambarkan kesetiaan seorang presiden kepada bangsa dan negara yang dicintainya.
Sebagai umat MBI/Sagin kitapun harus mempunyai kesetiaan dalam bentuk ketaatan, kepatuhan, keteguhan hati untuk dapat memberikan yang terbaik untuk MBI/Sagin untuk saya? Tetapi seharusnya apa yang dapat kita lakukan untuk MBI dan Sagin. Kata setia/satya juga banyak disebutkan dalam ujar-ujar.... dikatakan jalan suci itu satya dan tenggang rasa, jadi kesimpulannya bahwa seseorang yang menempuh jalan suci harus mempunyai ketaatan, keteguhan hati, dan berpegang pada prinsip yang diyakininya benar adanya. Tidak ingkar janji apalagi mengkhianati pada ajaran kebenaran itu. Sedangkan tenggang rasa (tahu menimbang) satya dan tenggang rasa itu tidak jauh dari jalan suci. Apa yang kita harapkan mengenai diri sendiri, janganlah menyakiti orang lain.
Ketahuilah jalan suci itu, tetapi menembusi semuanya. Jalan suci guru tidak lebih tidak kurang ialah satya dan tenggang rasa dengan kata lain adalah dua kata satya dan tenggang rasa merupakan salah satu landasan pokok bagi umat dalam melaksanakan praktek hidup sehari-hari. Kalau kita binatang anjing adalah salah satu binatang yang juga dekat dengan kehidupan manusia. Bahkan saking dekatnya, anjing juga diajak bepergian dengan menggunakan mobil/pesawat udara, atau diajak tidur bersama. Sifat anjing adalah setia kepada orang yang memelihara/merawatnya bila perlu ia mampu berkorban untuk majikannya. Banyak sekali kisah tentang ajing yang setia.
Dari beberapa kisah juga menggambarkan kesetiaan seorang anjing kepada majikannya. Pada suatu hari seekor anjing tengah berjalan-jalan dengan mobil bersama tuannya. Entah apa sebabnya tiba-tiba mobil masuk ke dalam danau yang penuh air. Setelah berhasil keluar dari kendaraan, sementara sang majikannya itu pingsan didalam kendaraan tersebut. Anjing itu lari kerumah untuk memberi tahu dan meminta pertolongan. Dengan caranya sendiri anjing itu berhasil mengajak orang rumah dan akhirnya majikan tersebut dapat diselamatkan. Lain lagi kisah seekor anjing yang menyelamatkan baji majikannya. Diceritakan disebuah taman perumahan, seekor anjing sedang menunggu bayi yang sedang bermain di taman, tiba-tiba entah dari mana asalnya ada seekor ular yang akan mematuk bayi tersebut, tanpa memperdulikan keselamatan jiwanya, anjing itu melindungi si anak dan menyerang ular tadi.
Alhasil, si bayi tersebut dapat diselamatkan namun sianjing mati akibat gigitan ular berbisa tadi. Seekor anjing saja yang notabene adalah binatang yang dapat menolong, membela, menyelamatkan orang lain, bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya.
Dia tidak mengenal istilah kesetiaan/setia dan yang dia tahu adalah apa yang dia telah berikan kepadanya harus dibela meskipun harus mengorbankan bahkan jiwanya kepada orang yang telah memberikan jasa kepadanya, apalagi kita sebagai manusia pun harus berbakti dengan bukti untuk agama, bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar